Palangka Raya – Perisitiwa tenggelamnya dua pelajar SMP di gusung pasir kawasan Kelurahan Petuk Katimpun menjadi alarm bagi semua pihak.

Anggota Komisi III DPRD Kota Palangka Raya, Arif M. Norkim
Palangka Raya – Perisitiwa tenggelamnya dua pelajar SMP di gusung pasir kawasan Kelurahan Petuk Katimpun menjadi alarm bagi semua pihak. Lokasi yang kerap dijadikan wisata dadakan itu belum memiliki jaminan keselamatan, namun terus dikunjungi tanpa pengawasan berarti.
Melihat akan hal tersebut Anggota Komisi III DPRD Kota Palangka Raya, Arif M Norkim, menekankan pentingnya pengawasan dari orang tua saat anak-anak bermain di lokasi semacam itu.
“Perlu adanya kewaspadaan lebih dini, terutama dari orang tua untuk keselamatan sang buah hatinya. Jangan sampai anak tidak diperhatikan,” ucapnya, Kamis (7/8/2025).
Arif menyayangkan kurangnya kontrol terhadap anak-anak yang bermain di tempat berisiko, terutama bagi yang belum bisa berenang.
“Perhatian keluarga ketika memberikan anaknya terkhusus persoalan seperti itu (berenang di wisata dadakan), jikalau anak itu tidak bisa berenang, maka dilarang,” tegasnya.
Ia juga menegaskan, pendampingan orang dewasa mutlak diperlukan di lokasi yang belum terverifikasi keamanannya. “Minimal ada pendamping, agar kejadian tersebut tidak terulang kembali,” tambahnya.
Tak hanya kepada keluarga, Arif juga menyoroti peran pemerintah daerah. Ia meminta agar Pemko melalui dinas teknis segera turun tangan menertibkan wisata dadakan yang terus bermunculan.
“Dinas terkait bisa mengunjungi wisata tersebut, mendata dan mengobservasi apa saja yang ada di objek wisata itu,” tuturnya.
Menurutnya, jika kawasan tersebut mulai ramai dikunjungi, maka harus dipastikan legalitas dan standar keamanannya terpenuhi.
“Kami belum mengetahui apakah itu sudah memiliki izin atau belum, tetapi setidaknya kawasan wisata dadakan itu harus benar-benar safety untuk hal-hal yang bersifat kewaspadaan dini,” pungkasnya. (Red/RN)

COMMENTS