Cegah Penularan Wabah DBD, Dinkes Gumas Lakukan Intervensi

HomeGunung MasDPRD Gunung Mas

Cegah Penularan Wabah DBD, Dinkes Gumas Lakukan Intervensi

KATAMBUNGNEWS.com, KUALA KURUN - Sejak 2018 Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Mas (Gumas) melakukan intervensi untuk pencegahan penularan wabah demam b

Barcode di KK dan Akta Lahir Gantikan Tanda Tangan
Pemkab Gumas Ajukan Tiga Buah Raperda
Berharap Warganya Tidak ‘Alergi’ Donor Darah

KATAMBUNGNEWS.com, KUALA KURUN – Sejak 2018 Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Mas (Gumas) melakukan intervensi untuk pencegahan penularan wabah demam berdarah dengue (DBD) di wilayah setempat. Intervensi dimaksud seperti pengendalian vektor, surveilans epidemiologi, penyuluhan, monitoring, evaluasi, pemberian bibit abate, fogging dan pemberantasan sarang nyamuk.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Gumas, dr. Maria Efianti mengatakan, penyakit DBD (demam berdarah dengue) yang menyerang beberapa warga Kelurahan Kuala Kurun dan Tampang Tumbang Anjir, Kecamatan Kurun, Kabupaten Gunung Mas (Gumas) saat ini cukup mendapat perhatian pemerintah.
“Kita semua prihatin dengan saudara saudara kita yang terkena DBD. Tahun 2018 lalu terhadap beberapa warga yang terkena DBD, kami (Dinkes) sudah melakukan beberapa tindakan, seperti fogging dan pemberian abate. Dan dalam waktu dekat fogging akan dilakukan di Kelurahan Kuala Kurun dan Kelurahan Tampang Tumbang Anjir,” tutur Maria ditemui di ruang kerjanya, Rabu (16/1).
Mantan Direktur BLUD RSUD Kurun itu menyatakan, semua tindakan dan keputusan yang diambil pihaknya terkait DBD harus berdasarkan SOP (standar operasional prosedur).
“Fogging tujuannya untuk menyebarkan pestisida ke udara dan lingkungan melalui asap yang diharapkan dapat membunuh nyamuk dewasa sehingga rantai penularan DBD dapat diputus dan menurunkan populasinya. Selain itu ada upaya lainnya seperti pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan pemberian abate,” lanjut dr. Maria.
Intervensi yang dilakukan ini menurutnya membuat DBD tidak menimbulkan KLB yang memang tidak diharapkan.
Maria menambahkan, masyarakat yang terkena DBD sifatnya fluktuatif. Minggu ke 50 tahun 2018 terdapat 18 penderita DBD dan akhir Desember 2018 terdapat 12 penderita.
Penurunan kasus DBD di akhir Desember 2018 sebagai hasil dari intervensi yang dilakukan dan tahun ini penderita DBD diharapkan berkurang bahkan zero case.
“Kendati ada intervensi, yang terpenting juga adalah peran serta masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungannya. Kalau lingkungan bersih, tidak ada tempat untuk nyamuk bersarang.”
Pejabat yang dekat dengan wartawan itu menegaskan kembali, masalah kesehatan merupakan tanggungjawab bersama masyarakat dan pemerintah.(Srn)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS:
error: Content is protected !!